Bukan Hanya Burung, Inilah Hewan-hewan yang Mampu Bernyanyi

Rohmat

Ketika mendengar alunan nada merdu dalam bentuk cicitan dan kicauan, banyak dari kita secara refleks akan mengasosiasikannya dengan burung.

Namun, tahukah Anda bahwa ada makhluk lain selain burung yang juga memiliki kemampuan vokal luar biasa? Salah satunya adalah tikus penyanyi Alston (Scotinomys teguina), penghuni hutan berkabut di Amerika Tengah.

Tikus mungil ini menyalurkan ekspresinya melalui serangkaian vokalisasi bernada tinggi, meskipun sebagian besar frekuensinya berada di luar batas pendengaran manusia.

Para ilmuwan mengungkap keindahan suara mereka dengan merekam nyanyian ini dalam format yang dapat didengar manusia. Penemuan ini menggugurkan anggapan bahwa hanya burung dan manusia yang memiliki keistimewaan dalam bernyanyi.

Faktanya, lebih banyak spesies yang mampu bernyanyi dibandingkan dengan yang selama ini kita kira.

Namun, mengapa mereka bernyanyi? Apakah sekadar untuk menarik pasangan atau menandai wilayah? Atau mungkinkah ada motif lain, sebagaimana manusia yang menyanyi untuk kesenangan?

Apa Itu Nyanyian?

Ilmuwan mendefinisikan nyanyian sebagai untaian nada yang berulang dan membentuk suatu melodi yang khas. Tidak semua suara yang dihasilkan hewan dapat dikategorikan sebagai nyanyian.

Misalnya, gonggongan anjing, suara katak, atau dengungan serangga tidak memenuhi kriteria ini. Sebaliknya, beberapa hewan menunjukkan keahlian vokal yang lebih kompleks, bahkan mampu melakukan improvisasi yang menyerupai komposisi musik manusia.

Ciri utama hewan penyanyi adalah kemampuan mereka untuk mempelajari vokalisasi dari sesamanya, yang memungkinkan variasi nada yang unik.

Fenomena ini mengindikasikan bahwa nyanyian dalam dunia fauna mungkin telah berevolusi sebagai bentuk komunikasi yang lebih maju.

Menurut Brian Farrell, profesor biologi di Harvard University, “Semua nyanyian adalah suara, tetapi tidak semua suara adalah nyanyian.” Pendapat ini menggarisbawahi bahwa nyanyian memiliki komponen komposisi yang lebih kompleks dibandingkan dengan suara biasa.

Charles Snowdon, seorang ahli primata dan profesor emeritus di Universitas Wisconsin-Madison, menambahkan bahwa, “Definisi ini sangat subjektif dan manusiawi. Tapi yang kita maksud bernyanyi adalah sinyal hewan yang terdengar sangat musikal bagi kita.”

Hewan-Hewan Penyanyi

1. Tikus Bernyanyi Alston

Tikus bernyanyi Alston merupakan spesies kecil yang berkomunikasi melalui lagu-lagu bernada tinggi. Menariknya, mereka tidak bernyanyi sembarangan, melainkan secara bergantian dengan ritme yang teratur, seolah-olah sedang berdialog.

Para ilmuwan menemukan bahwa tikus ini memiliki mekanisme saraf yang memungkinkan mereka menyelaraskan jeda nyanyian dengan pasangannya. Studi ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana manusia juga melakukan percakapan berbasis giliran.

“Tikus ini tidak pernah, sama sekali, menginterupsi nyanyian temannya. Mereka selalu menunggu giliran dengan jeda sejenak setelah lagu rekannya selesai.”

2. Kelelawar Ekor Bebas Meksiko

Kelelawar ini dikenal sebagai maestro vokal di dunia malam. Saat musim kawin, kelelawar jantan merayu betina dengan lagu bernada tinggi yang unik. Keistimewaan mereka terletak pada kemampuan untuk mengubah dan menyusun ulang pola vokal secara instan guna mempertahankan ketertarikan pasangannya.

Sebuah studi tahun 2013 dalam jurnal Animal Behaviour mengungkapkan bahwa kelelawar ini mampu berimprovisasi dengan menyesuaikan komposisi vokalnya. “Ketika kelelawar jantan berhasil menarik perhatian betina, mereka segera memperkaya lagunya dengan variasi baru agar sang betina tetap tertarik cukup lama untuk kawin.”

3. Owa

Primata ini memiliki nyanyian yang menyerupai opera. Tidak semua spesies owa bernyanyi, tetapi yang melakukannya mampu menghasilkan rangkaian suara yang kompleks.

Owa menggunakan nyanyian mereka untuk memperkuat ikatan dengan pasangan sekaligus menandai wilayah. Bahkan, pasangan owa kerap menyanyikan duet yang harmonis.

“Nyanyian duet pasangan owa membantu memperkuat hubungan sosial mereka dan juga berfungsi sebagai penanda wilayah.”

4. Paus Bungkuk

Paus bungkuk adalah penyanyi ulung di lautan. Nyanyian mereka yang panjang dan terdiri dari pola berulang pertama kali direkam oleh ilmuwan Roger Payne pada tahun 1970.

Penemuan ini menjadi titik balik dalam gerakan konservasi paus di seluruh dunia. Setiap kelompok paus memiliki lagu khas yang berevolusi seiring waktu, mirip dengan perkembangan lagu dalam budaya manusia.

“Saya adalah orang pertama yang menemukan bahwa ucapan paus selama 20 menit sebenarnya adalah sebuah komposisi.”

Mengapa Hewan Bernyanyi?

Motivasi hewan dalam bernyanyi cukup beragam, di antaranya:

  • Menarik pasangan: Seperti kelelawar ekor bebas dan paus bungkuk yang menggunakan nyanyian sebagai daya tarik bagi lawan jenis.
  • Menandai wilayah: Owa dan beberapa burung menggunakan nyanyian sebagai penanda batas teritorial mereka.
  • Komunikasi sosial: Tikus bernyanyi dan gibbon berinteraksi dengan sesamanya melalui nyanyian.
  • Peringatan bahaya: Beberapa spesies, seperti owa, memiliki nada khas untuk mengingatkan kawanan terhadap ancaman predator.

Namun, apakah mereka bernyanyi hanya demi fungsi ini, ataukah ada unsur kesenangan di dalamnya? Tidak ada jawaban pasti. Namun, kita tahu bahwa banyak hewan memiliki kehidupan emosional dan kesenangan dalam bermain. “Kedua hal itu sudah ada, dan terdapat banyak literatur mengenai hal tersebut,” kata Farrell.

Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat bereaksi terhadap musik manusia. Sebagai contoh, studi mengenai pengaruh komposisi Mozart pada tikus menunjukkan bahwa musik dapat menurunkan tekanan darah mereka, yang berkaitan dengan perasaan tenang. Menariknya, Snowdon bersama pemain cello David Teie, menciptakan musik khusus untuk hewan.

Dalam eksperimen dengan tamarin dan kucing, mereka menyusun melodi yang disesuaikan dengan rentang vokal dan detak jantung spesies tersebut.

Hasilnya menunjukkan bahwa musik yang dikomposisikan secara khusus dapat memengaruhi suasana hati hewan.

Dalam studi tahun 2009 yang diterbitkan di Biology Letters, musik ini terbukti mampu menenangkan atau meningkatkan gairah tamarin, sementara studi tahun 2015 menemukan bahwa kucing lebih tertarik pada lagu-lagu yang diciptakan untuk mereka dibandingkan dengan musik manusia.

Kesimpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa bernyanyi bukanlah eksklusivitas manusia dan burung semata. Dari tikus kecil hingga paus raksasa, banyak hewan yang memiliki kemampuan vokal yang luar biasa.

Meskipun fungsi nyanyian mereka beragam, mulai dari menarik pasangan hingga memperkuat ikatan sosial, misteri apakah mereka benar-benar menikmati nyanyian mereka masih belum sepenuhnya terungkap. Satu hal yang pasti, dunia hewan menyimpan keajaiban yang terus menginspirasi manusia!

Also Read

Tags

Leave a Comment