Dominasi Apple di Pasar Smartphone Tiongkok Kian Memudar

Rohmat

Apple pernah merajai pasar smartphone di Tiongkok dua tahun silam. Produk andalannya, iPhone, berhasil menjadi ponsel pintar paling laris dan mampu mengalahkan berbagai kompetitor dalam negeri pada masa itu.

Namun, dominasi tersebut kini telah memudar, salah satunya akibat meningkatnya ketegangan dalam persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Apple harus rela turun dari posisi puncak ke peringkat ketiga, tergeser oleh dua produsen lokal, Vivo dan Huawei, yang menghadirkan fitur sebanding dengan banderol harga lebih terjangkau.

Kini, Apple mencoba strategi baru untuk mempertahankan eksistensinya di pasar ponsel terbesar di dunia itu. Pengiriman iPhone 16e, versi lebih ekonomis dari iPhone 16 series, akan mulai dilakukan di Tiongkok minggu ini dengan banderol mulai US$600.

Dengan harga tersebut, perangkat ini memenuhi kriteria dalam program stimulus nasional yang memberikan subsidi kepada pembeli untuk smartphone dengan harga di bawah US$800.

Kehadiran perangkat anyar ini diperkirakan akan membuka peluang bagi Apple untuk kembali bersaing di pangsa pasar yang kompetitif di Tiongkok, sebagaimana dilaporkan oleh Wall Street Journal, Minggu (23/2/2025).

Walaupun Apple kini menyasar konsumen yang mengutamakan harga bersahabat, produsen lokal Tiongkok terus melangkah maju dengan inovasi teknologi yang lebih mutakhir.

Huawei, misalnya, baru saja mengumumkan varian global dari ponsel lipat ganda terbarunya, Mate XT. Dengan harga US$3.700, perangkat ini dapat bertransformasi menjadi tablet 10 inci, memiliki sistem lipatan ganda yang hampir tidak terlihat.

Selain itu, para produsen dalam negeri juga memperoleh dukungan dari pemerintah Tiongkok.

Pemerintah setempat telah membantu Huawei menghadapi berbagai sanksi dari Amerika Serikat, mengalirkan dana miliaran dolar melalui kontrak pembelian istimewa dan subsidi yang berasal dari berbagai organisasi yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah atau Partai Komunis Tiongkok.

Dukungan ini memungkinkan Huawei untuk bertahan menghadapi hambatan yang ada. Perusahaan ini bahkan sukses mengembangkan sistem operasi sendiri setelah larangan dari AS membatasi akses Huawei terhadap Android milik Google.

“Mereka mampu, melalui kecerdikan desain, mengatasi kontrol ekspor,” kata G. Dan Hutcheson, wakil ketua TechInsights.

Sementara itu, analis IDC Wong menyatakan bahwa Huawei berhasil menjual 50% lebih banyak smartphone dibandingkan tahun 2023, sementara Apple mengalami penurunan penjualan sebesar 5%.

Also Read

Tags

Leave a Comment