Tak Hanya Subsidi yang Tertahan, Ini Alasan Motor Listrik Kurang Diminati

Sahrul

Sejumlah dealer kini dihadapkan pada realitas pahit, di mana stok motor listrik menumpuk akibat ketidakpastian subsidi dari pemerintah. Namun, di luar persoalan insentif yang masih menggantung, ada banyak faktor lain yang membuat kendaraan ramah lingkungan ini belum menjadi pilihan utama masyarakat.

Tekanan Ekonomi Jadi Faktor Penghambat

Sepeda motor masih menjadi moda transportasi utama bagi pekerja di berbagai sektor, baik formal maupun nonformal. Sayangnya, kondisi ekonomi yang tak menentu ikut memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli kendaraan baru, termasuk motor listrik.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, mengungkapkan bahwa menurunnya daya beli masyarakat akibat tekanan ekonomi menjadi faktor utama rendahnya minat terhadap motor listrik.

“Ekonomi Indonesia, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, sedang mengalami tekanan,” kata Yannes.

Menurutnya, kenaikan biaya hidup, inflasi, serta ketidakpastian ekonomi menyebabkan banyak orang menunda pembelian kendaraan baru, terutama yang harganya relatif tinggi seperti motor listrik. Tanpa adanya kebijakan yang solid dan insentif yang jelas, masyarakat cenderung memilih kendaraan berbahan bakar bensin yang lebih terjangkau.

Kendala Pengisian Daya Jadi Pertimbangan

Selain faktor harga, masyarakat juga mempertimbangkan aspek kepraktisan dalam menggunakan kendaraan. Jika menggunakan motor berbahan bakar bensin, mereka dapat dengan mudah mengisi ulang di stasiun pengisian bahan bakar. Berbeda dengan motor listrik yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur pengisian daya, membuat konsumen berpikir ulang sebelum beralih.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa subsidi pembelian motor listrik senilai Rp 7 juta kemungkinan besar akan diperpanjang hingga 2025 guna mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

“Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran, ia memastikan bahwa program ini telah mendapatkan persetujuan sehingga implementasinya tidak akan terganggu.

Penjualan Jauh dari Target

Kendati sudah mendapatkan kucuran insentif, realisasi penjualan motor listrik masih jauh dari harapan. Sepanjang 2023, hanya 11.532 unit kendaraan listrik roda dua yang berhasil terserap, padahal pemerintah telah menyediakan kuota sebanyak 200.000 unit.

Akibat rendahnya minat pasar, pemerintah pun memangkas kuota subsidi motor listrik pada 2024. Dalam Permenperin Nomor 6 Tahun 2023, kuota awalnya ditetapkan sebesar 600.000 unit, tetapi jumlah tersebut dikurangi drastis menjadi hanya 50.000 unit.

Untuk 2024, kuota subsidi telah habis. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa), hingga pertengahan Januari 2025, tersisa alokasi anggaran untuk 12 unit kendaraan.

Sepanjang 2024, total 63.145 unit motor listrik bersubsidi telah diterima masyarakat. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi masih belum mencapai target optimal.

Infrastruktur Jadi Tantangan Utama

Sekretaris Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Hari Budiyanto, mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang ragu untuk beralih ke motor listrik meskipun sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.

“Kalau yang ICE (internal combustion engine) kan masih bisa dipakai ke mana saja asal ada pom bensin. Nah kalau yang EV ini harus didukung infrastruktur,” ujar Hari.

Sementara itu, Yannes menekankan bahwa ketidakpastian subsidi menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dalam mempertimbangkan pembelian motor listrik.

“Untuk mendorong adopsi motor listrik lebih cepat, pemerintah juga sedang kesulitan anggaran memastikan keberlanjutan subsidi yang jelas dan konsisten… buktinya anggaran belanja hampir semua kementerian dan lembaga pemerintah dipangkas habis tahun ini,” katanya.

Kesimpulan

Meskipun pemerintah telah memberikan insentif untuk mendorong penggunaan motor listrik, masih ada berbagai tantangan yang membuat adopsinya belum maksimal. Dari ketidakpastian subsidi, harga yang masih dianggap mahal, hingga infrastruktur pengisian daya yang belum memadai, semua menjadi faktor yang harus segera diselesaikan agar kendaraan listrik dapat diterima secara luas oleh masyarakat.

Also Read

Tags

Leave a Comment