Astronom telah berhasil mengidentifikasi galaksi termuda yang pernah diketahui, bernama JADES-GS-z14-0. Diperkirakan, galaksi ini terbentuk dalam kurun waktu kurang dari 300 juta tahun setelah peristiwa Big Bang terjadi.
Selain menjadi yang paling muda, JADES-GS-z14-0 juga diakui sebagai sistem galaksi terjauh yang pernah ditemukan manusia. Berdasarkan laporan dari laman Space pada Sabtu (8/2), teleskop luar angkasa James Webb (JWST) memainkan peran utama dalam mendeteksi objek kosmik ini.
Redshift Tinggi Mengonfirmasi Usia Galaksi
Selama hampir sepuluh jam pengamatan dalam proyek penelitian JADES (JWST Advanced Deep Extragalactic Survey), teleskop James Webb mengumpulkan spektrum cahaya dari galaksi ini.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa JADES-GS-z14-0 memiliki redshift sebesar 14,32. Dalam astronomi, redshift adalah fenomena di mana cahaya dari objek yang sangat jauh mengalami pergeseran ke panjang gelombang lebih panjang akibat ekspansi alam semesta.
Redshift yang luar biasa tinggi ini memperkuat bukti bahwa JADES-GS-z14-0 adalah salah satu galaksi tertua yang pernah diamati. Artinya, cahaya dari galaksi ini telah menempuh perjalanan lebih dari 13,4 miliar tahun sebelum mencapai Bumi.
Karakteristik Galaksi JADES-GS-z14-0
Berdasarkan hasil citra yang diperoleh, JADES-GS-z14-0 memiliki diameter sekitar 1.600 tahun cahaya. Ukuran ini menunjukkan bahwa galaksi tersebut tergolong besar, meskipun terbentuk di era awal alam semesta.
Cahaya yang terdeteksi sebagian besar berasal dari bintang-bintang muda yang sangat terang, bukan dari emisi di sekitar lubang hitam supermasif yang tengah berkembang. Hal ini menandakan bahwa JADES-GS-z14-0 didominasi oleh bintang-bintang muda yang masih dalam tahap pertumbuhan aktif.
Penelitian ini juga menyoroti perbedaan antara cahaya yang dipancarkan oleh bintang muda dengan radiasi yang berasal dari lubang hitam. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa JADES-GS-z14-0 memiliki massa beberapa ratus juta kali lebih besar dari Matahari.
Tantangan Baru bagi Teori Pembentukan Galaksi
Keberadaan galaksi masif seperti JADES-GS-z14-0 di awal alam semesta menimbulkan pertanyaan mendasar: Bagaimana mungkin galaksi sebesar ini terbentuk dalam waktu yang relatif singkat setelah Big Bang?
Selama ini, teori pembentukan galaksi menyatakan bahwa sistem bintang besar membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang. Oleh karena itu, temuan ini menantang pemahaman yang ada dan mendorong para ilmuwan untuk mencari model baru yang dapat menjelaskan pertumbuhan galaksi dalam waktu yang lebih cepat.
Proses Pembentukan Bintang dan Reionisasi Kosmik
Para peneliti berspekulasi bahwa JADES-GS-z14-0 mungkin memiliki laju pembentukan bintang yang jauh lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya. Salah satu kemungkinan adalah keberadaan bintang dari Populasi III, yakni generasi pertama bintang yang hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium tanpa unsur berat.
Bintang-bintang ini diperkirakan memiliki massa yang sangat besar dan umur yang pendek, sehingga membuat galaksi ini tampak begitu terang meskipun baru terbentuk.
Selain itu, pengamatan terhadap JADES-GS-z14-0 juga dapat memberikan wawasan baru mengenai reionisasi kosmik, yakni periode ketika cahaya pertama dari bintang muda mulai mengionisasi gas hidrogen di alam semesta dan mengakhiri zaman kegelapan pasca-Big Bang.
Teknologi James Webb Membuka Babak Baru dalam Astronomi
Penemuan ini menunjukkan betapa canggihnya teknologi yang dimiliki oleh teleskop luar angkasa James Webb. Dengan kepekaan inframerah yang tinggi, teleskop ini mampu menangkap cahaya dari objek-objek yang sangat jauh, memberikan gambaran lebih jelas mengenai sejarah awal alam semesta.
Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut akan menemukan lebih banyak galaksi serupa, yang dapat membantu menyempurnakan teori tentang evolusi kosmik. Dengan semakin banyaknya data yang dikumpulkan, pemahaman kita tentang pembentukan galaksi di era awal alam semesta akan semakin berkembang.