Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, berencana melakukan transformasi besar-besaran terhadap gapura perbatasan wilayah di ibu kota. Langkah ini bertujuan untuk mengedepankan identitas budaya Betawi sebagai ciri khas Jakarta.
Pramono menegaskan bahwa seluruh gapura, baik di perbatasan kota maupun kecamatan, akan dihiasi dengan elemen khas Betawi.
“Nanti saya akan rombak gapura batas kota, batas kecamatan, seluruhnya harus ada ornamen Betawi,” kata Pramono usai menerima gelar kehormatan adat Betawi di Pondok Pesantren Putra Al Hamid Putra, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (1/2).
Dalam pernyataannya, Pramono merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 pasal 31 ayat 1 mengenai Prioritas Adat di Jakarta pasca perubahan status ibu kota. Ia menekankan bahwa budaya Betawi harus menjadi prioritas utama dalam berbagai aspek pembangunan kota.
“Jadi tidak boleh setengah-setengah,” ujar Pramono seperti dikutip Antara.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Pramono mengungkapkan telah menyiapkan para arsitek andal di Jakarta guna merancang ulang desain gapura yang mencerminkan keaslian budaya Betawi.
“Saya bilang warnanya harus Betawi, sekarang warnanya nanggung, Betawi kagak, nasional kagak. Saya ingin memberikan warna Betawi yang sebenar-benarnya,” ucapnya.
Tak hanya fokus pada ornamen visual, Pramono juga berencana mendorong eksistensi kuliner Betawi di berbagai fasilitas umum. Ia mengajak masyarakat Betawi untuk bersama-sama membangun Jakarta dan memastikan budaya Betawi menjadi ikon utama kota ini.
“Bahkan nanti kita akan atur supaya makanan-makanan, jajan-jajan pokok Betawi di Jakarta akan menjadi jajanan utama di hotel-hotel yang ada di Jakarta,” jelas Pramono.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal dan memperkenalkan kekayaan tradisi Betawi kepada masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.