Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi maraknya tagar #KaburAjaDulu yang tengah viral di dunia maya.
Menurutnya, pemerintah tidak menghalangi warga yang ingin mengadu nasib ke luar negeri, tetapi menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap aturan negara tujuan.
“Harus taat prosedur. Supaya tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau tidak boleh dilarang,” ujar Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 17 Januari 2025.
Hasan menilai bahwa merantau adalah pilihan yang baik bagi individu yang ingin berkembang. Namun, ia mengingatkan bahwa kesiapan keterampilan dan kompetensi adalah faktor utama yang harus dimiliki sebelum mengambil keputusan tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli sebelumnya menanggapi fenomena ini dengan menyebutnya sebagai cerminan aspirasi masyarakat. Menurutnya, ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pemerintah dengan menciptakan lebih banyak peluang kerja dalam negeri.
“Ini tantangan buat kami kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami,” ujar Yassierli di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.
Ia mengakui bahwa bekerja di luar negeri memang memberikan banyak peluang. Namun, ia berharap agar tenaga kerja Indonesia yang merantau dapat mengasah kemampuan dan kembali ke tanah air untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
“Kemudian, kembali ke Indonesia bisa membangun negeri ya tidak masalah,” katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir, tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Kampanye ini mencerminkan kegelisahan generasi muda yang menghadapi biaya pendidikan yang tinggi sementara kesempatan kerja dalam negeri masih terbatas.
Salah satu pemicu utama dari maraknya diskusi ini adalah kebijakan efisiensi anggaran secara besar-besaran yang diterapkan oleh pemerintahan Prabowo.






