James Webb Space Telescope (JWST) kembali mencatat temuan luar biasa dengan mendeteksi keberadaan lubang hitam supermasif yang jauh lebih besar dari yang selama ini diprediksi dalam teori astronomi.
Lubang hitam ini ditemukan di galaksi-galaksi awal semesta dan memiliki massa yang melampaui ekspektasi para ilmuwan.
Secara umum, lubang hitam supermasif diperkirakan memiliki massa sekitar 0,01 persen dari total massa bintang yang berada dalam galaksi tempatnya bernaung.
Dengan kata lain, untuk setiap 10.000 massa bintang, hanya satu massa bintang yang berkontribusi pada massa lubang hitam supermasif di pusat galaksi.
Namun, hasil observasi JWST mengungkapkan bahwa di beberapa galaksi awal, lubang hitam supermasif justru memiliki massa hingga 10 persen dari total massa bintang di galaksi tersebut.
Melansir dari Live Science pada Senin (03/02/2025), para ilmuwan menemukan bahwa dalam studi terbaru, terdapat sekitar 1.000 massa matahari dalam lubang hitam supermasif untuk setiap 10.000 massa matahari yang membentuk bintang.
Angka ini menunjukkan bahwa lubang hitam supermasif tersebut 1.000 kali lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan.
Penemuan ini menjadi petunjuk penting dalam mengungkap bagaimana lubang hitam supermasif dengan massa jutaan hingga miliaran kali lebih besar dari Matahari bisa tumbuh begitu cepat pada masa-masa awal alam semesta.
Jika lubang hitam berkembang pesat dalam lingkungan primordial yang kaya akan gas dan debu, maka teori mengenai evolusi galaksi bisa mengalami revisi besar.
Sejak pertama kali mengirimkan data pada tahun 2022, JWST telah berkontribusi besar dalam mengungkap misteri awal pembentukan alam semesta.
Penelitian ini, meski masih dalam tahap awal dan belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang telah ditinjau sejawat, telah diunggah di arXiv untuk menjadi bahan diskusi lebih lanjut di kalangan komunitas astronomi.