Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Dompu terus mengalami lonjakan yang signifikan.
Sejak penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 31 Januari 2025 hingga 9 Februari 2025, jumlah penderita DBD telah mencapai 113 kasus.
Puskesmas Dompu Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencatatkan 13 pasien yang terinfeksi.
Diikuti oleh Puskesmas Soriutu dengan 11 kasus, Puskesmas Nangakara mencatat 10 kasus, sementara Puskesmas Calabai dan Ranggo masing-masing terdapat 9 kasus.
Puskesmas Rasabou mencatat 8 kasus, Puskesmas Dompu Kota sebanyak 5 kasus, serta Puskesmas Kilo dan Kempo masing-masing 4 kasus.
Sementara itu, di RSUD Manggelewa tercatat 1 kasus, sedangkan RSUD Dompu menangani jumlah kasus tertinggi, yakni 37 pasien.
Situasi ini dinilai semakin mengkhawatirkan. Sebelum ditetapkan sebagai KLB, dalam periode 1–30 Januari 2025, jumlah kasus DBD masih berada di angka 71 kasus dengan dua korban meninggal dunia.
“Syukurnya status KLB DBD sudah diperkuat melalui SK Bupati yang ditandatangani 10 Februari kemarin. Para Camat juga langsung memberikan respon dengan melakukan koordinasi untuk Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ujar Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Maria Ulfah, M.Kes, saat dihubungi Selasa, 11 Februari 2025.
Pihak kesehatan meyakini bahwa Gerakan PSN menjadi strategi yang efektif dalam memberantas populasi nyamuk penyebab demam berdarah.
Langkah ini menargetkan jentik nyamuk yang berkembang dalam jumlah besar di satu lokasi.
“Ketika semua melakukan Gerakan PSN, dalam waktu tidak terlalu lama akan menunjukan hasil. Karena tidak ada lagi nyamuk demam berdarah yang menyebarkan virus,” jelasnya.
Masyarakat juga didorong untuk aktif dalam upaya pencegahan dengan menerapkan metode 3M Plus, yaitu Mengubur, Menguras, dan Menutup tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, pencegahan tambahan dapat dilakukan dengan penggunaan obat nyamuk di dalam rumah, memakai kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, serta menata pakaian agar tidak menjadi tempat persembunyian nyamuk.
Dengan koordinasi yang intensif antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kasus DBD dapat ditekan sehingga ancaman penyakit ini bisa dikendalikan secara optimal.






