Ratusan siswa di Kabupaten Nabire diamankan oleh pihak kepolisian saat hendak melakukan aksi protes terhadap kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (17/2/2025). Mereka diamankan di dua titik lokasi, yaitu pertigaan Kampung Harapan, Kelurahan Karang Tumaritis, serta kawasan Kota Baru, Kelurahan Oyehe.
Para siswa yang diamankan berasal dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan kejuruan. Total pelajar yang dibawa ke kantor polisi mencapai 108 orang. Kelompok pertama dinaikkan ke kendaraan operasional kepolisian, sedangkan kelompok kedua dikawal berjalan kaki menuju Mapolres Nabire.
Setibanya di Mapolres Nabire, para siswa bertemu dengan jajaran pejabat pendidikan setempat, termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas, serta Kepala Bidang SMA/SMK. Kapolres Nabire beserta jajarannya juga hadir guna memberikan penjelasan terkait latar belakang dan tujuan dari kebijakan Makan Bergizi Gratis.
Sekretaris Dinas Pendidikan Nabire, Victor Tebay, menegaskan pentingnya memahami maksud dari program pemerintah ini. Ia menekankan bahwa kebijakan MBG merupakan inisiatif dari pemerintah pusat dan tidak dapat diubah oleh otoritas daerah.
“Kami menasihati anak-anak agar tidak ikut-ikutan menolak program yang diberikan langsung oleh Presiden. Jika aksi ini diulang, maka akan ada sanksi lebih tegas sebagai bentuk peringatan kepada mereka,” ujar Victor Tebay.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Nabire, Dina Pidjer, meminta agar para pelajar tetap berfokus pada pendidikan mereka dan tidak mudah terpengaruh oleh provokasi dari pihak-pihak tertentu. Ia menegaskan bahwa program ini dirancang demi meningkatkan kualitas pendidikan serta kesehatan para siswa.
“Program ini hadir untuk mendukung prestasi belajar serta menciptakan generasi muda yang sehat dan unggul. Anak-anakku, belajarlah dengan baik agar kalian bisa menjadi penerus bangsa yang cerdas,” ungkapnya.
Dina Pidjer juga menyampaikan apresiasi terhadap langkah kepolisian yang telah mengamankan para siswa agar terhindar dari kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan. Menurutnya, tindakan preventif ini bertujuan menjaga keselamatan para pelajar di tengah situasi yang berpotensi menimbulkan risiko.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, menekankan bahwa siswa harus lebih memprioritaskan pendidikan mereka dibandingkan ikut serta dalam aksi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif. Ia mengingatkan bahwa keterlibatan dalam demonstrasi dapat memiliki konsekuensi hukum.
“Kami sudah mengimbau agar kalian tidak ikut demo karena tidak memahami situasi di lapangan. Jika tetap memaksa, maka kalian harus siap menghadapi konsekuensinya,” tegas Kapolres Nabire.
Setelah mendapatkan arahan dari pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan, para siswa yang sebelumnya ditahan akhirnya dipulangkan. Mereka diantar menggunakan kendaraan dinas kepolisian untuk memastikan perjalanan pulang berlangsung dengan aman dan terkendali.