Belakangan ini, platform TikTok kembali diramaikan oleh tren kesehatan terbaru yang menarik perhatian banyak orang. Kali ini, seorang kreator konten dengan nama akun @sheryltha membagikan pengalamannya dalam mengonsumsi vitamin D3, yang diklaim dapat membantu dalam proses penurunan berat badan.
“Di umur berapa kalian tahu kalau konsumsi vitamin D3 itu sangat membantu penurunan berat badan? Ini testimoni jujur ya selama gua program penurunan berat badan, selain intermittent fasting, jalan 10 ribu langkah sehari, kalori defisit,” ujar Sheryl dalam unggahan videonya, dikutip Rabu (5/2/2025).
Dalam video tersebut, Sheryl menyampaikan bahwa ia rutin mengonsumsi vitamin D3 setiap hari selama menjalani program dietnya dan merasa hal tersebut berdampak positif terhadap berat badannya.
Unggahan ini pun langsung menyita perhatian publik dan menjadi viral dengan lebih dari 5 juta kali ditonton serta mendapat hampir 5 ribu komentar. Berbagai tanggapan pun muncul dari warganet, menimbulkan perdebatan terkait efektivitas vitamin D3 dalam menurunkan berat badan. Namun, apakah benar vitamin D3 dapat membantu mengurangi bobot tubuh?
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Zullies Ikawati, menjelaskan bahwa vitamin D3 (cholecalciferol) memang memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh. Meski demikian, ia menegaskan bahwa klaim vitamin D3 secara langsung menurunkan berat badan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
“Vitamin D3 tidak secara langsung membakar lemak atau menurunkan berat badan, tetapi kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan obesitas. Hal ini ada hubungan dengan hormon,” ujarnya, dikutip dari Kompas Rabu (5/2/2025).
Lebih lanjut, Zullies menjelaskan bahwa vitamin D memiliki peran dalam mengatur hormon leptin, yang bertugas mengontrol rasa lapar dan kenyang. Kekurangan vitamin D dapat menghambat sinyal kenyang, sehingga seseorang cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak.
Selain itu, vitamin D berkontribusi dalam proses metabolisme kalsium yang turut memengaruhi pemecahan lemak dalam tubuh. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa manfaat vitamin D3 dalam membantu penurunan berat badan hanya terlihat pada individu yang sebelumnya mengalami defisiensi vitamin D.
“Jika kadar vitamin D sudah normal, efek penurunan berat badan tidak signifikan,” tegas Zullies.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa mengandalkan vitamin D3 saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan. Menurutnya, diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh, seperti pola makan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, dan manajemen stres yang baik.
“Vitamin D3 bukan ‘pil ajaib’ untuk menurunkan berat badan. Namun, mencukupi kebutuhan vitamin D3, terutama jika kekurangan, dapat membantu mengoptimalkan metabolisme dan fungsi tubuh yang mendukung program penurunan berat badan,” jelasnya.
Sementara itu, mengacu pada rekomendasi dari Endocrine Society, dr Johanes menyarankan agar konsumsi vitamin D tidak melebihi 5.000 IU per hari. Sebab, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin D dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.
“Dosis tinggi vitamin D bukan tidak mungkin menimbulkan toksisitas vitamin D,” terangnya.
Di sisi lain, dr Johanes sependapat dengan Zullies bahwa penurunan berat badan hanya dapat terjadi jika seseorang menjalani pola makan dengan defisit kalori serta melakukan aktivitas fisik seperti berjalan 10 ribu langkah per hari. Ia menegaskan bahwa hanya mengandalkan vitamin D3 tidak akan cukup untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sebagai informasi, vitamin D3 tidak hanya dapat diperoleh melalui suplemen, tetapi juga bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan, di antaranya:
- Ikan laut, seperti salmon, tuna, tongkol, dan sarden
- Hati sapi
- Keju
- Kuning telur
- Susu
- Oatmeal
- Jamur
Dengan demikian, bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan, disarankan untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat yang seimbang. Vitamin D3 memang memiliki manfaat bagi tubuh, tetapi bukan satu-satunya faktor utama dalam upaya penurunan berat badan.