Jakarta sekali lagi bersiap menyambut ajang balap mobil listrik paling bergengsi, Formula E. Tahun 2025 akan menjadi kali ketiga ibu kota Indonesia menghelat perlombaan ini, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tuan rumah terbaik di dunia.
Ajang Formula E musim ke-11 ini akan mencapai putaran ke-13 di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, pada 21 Juni 2025. Dengan persiapan yang semakin matang, balapan ini diprediksi akan menjadi salah satu yang paling spektakuler dalam kalender Formula E.
Fans Indonesia, yang Terbaik di Dunia!
Di antara berbagai negara yang menjadi tuan rumah Formula E, Jakarta memiliki sesuatu yang membuatnya begitu istimewa di mata dunia. Gemma Roura, Project Director Formula E Operations (FEO), menyoroti keunggulan Indonesia dibandingkan negara lain yang menggelar balapan serupa.
“Hal yang paling spesial adalah penggemar. Maksud saya fans di Indonesia itu terbaik di dunia,” ungkap Gemma saat ditanya mengenai perbedaan Jakarta dengan tuan rumah lainnya, Senin (17/3/2025).
Antusiasme tinggi dari pecinta balapan listrik di Tanah Air memang tak terbantahkan. Berdasarkan data FIA Formula E, penyelenggaraan Formula E di Jakarta pada Juni 2022 mencatat rekor sebagai balapan Formula E pertama di Asia sejak 2019 dan menjadi balapan domestik dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah 100 perlombaan kejuaraan ini. Pada saat itu, total pemirsa kumulatif di Indonesia mencapai 27,6 juta orang, angka yang bahkan meningkat menjadi 27 juta penggemar setahun setelahnya.
Tantangan Cuaca Panas dan Teknologi Gen 3 Evo
Selain semangat luar biasa dari para penggemar, faktor cuaca juga menjadi elemen menarik dalam ajang Formula E Jakarta. Balapan di Jakarta dikenal dengan tantangan suhu tinggi yang bisa menjadi ujian ketahanan fisik bagi para pembalap.
“Tantangan terbesar di sini adalah cuaca, khususnya buat pebalap, itu sangat panas,” ujar Gemma.
Untuk mengatasi suhu ekstrem, tim penyelenggara bahkan menyediakan kolam air dingin bagi para pembalap agar bisa langsung mendinginkan tubuh usai balapan.
Di sisi lain, musim 2024/2025 menghadirkan perubahan signifikan dengan kehadiran mobil Formula E generasi terbaru, Gen 3 Evo. Teknologi terbaru ini memungkinkan kendaraan melesat dari 0 hingga 60 mph hanya dalam waktu 1,82 detik, bahkan lebih cepat dibandingkan mobil Formula 1 dalam akselerasi awalnya.
Kapasitas Penonton Bertambah, Potensi Balapan Malam?
Jakarta E-Prix 2025 juga mengalami perubahan dari sisi kapasitas penonton. Direktur Proyek Jakarta E-Prix 2025, Deni Rifky Purwana, menyatakan bahwa target jumlah penonton meningkat secara signifikan.
“Target akan nambah, jadi dari sebelumnya sekitar 16 ribu. Kita akan tambah 20 ribu. Kebetulan karena memang ada requirement dari FEO untuk perubahan trek, sekalian kita agak gedein venue-nya. Supaya bisa menampung penonton lebih banyak,” jelas Deni.
Dengan semakin besarnya skala acara, kemungkinan adanya balapan malam juga menjadi perbincangan menarik di antara para penggemar dan penyelenggara.
“Cuaca selalu menjadi tantangan,” kata Gemma. “Tapi siapa tahu ke depan kita bakal bisa balapan malam hari. Ini akan keren sepertinya.”
Jika rencana tersebut terealisasi, Formula E Jakarta tidak hanya semakin menarik secara teknis, tetapi juga berpotensi menciptakan atmosfer balapan yang lebih dramatis dan spektakuler, sebagaimana yang telah dilakukan di beberapa kota lain.
Jakarta, Pusat Balapan Masa Depan
Dengan persiapan yang matang, peningkatan jumlah penonton, serta potensi inovasi baru, Jakarta semakin membuktikan dirinya sebagai pusat balap listrik yang diperhitungkan di tingkat global. Kehadiran Formula E di ibu kota tidak hanya mendongkrak popularitas motorsport di Indonesia, tetapi juga menunjukkan bahwa Tanah Air mampu menjadi tuan rumah ajang balap bertaraf internasional dengan sukses.
Antusiasme luar biasa dari penggemar menjadi salah satu faktor utama yang membuat Formula E Jakarta begitu spesial. Dengan dukungan yang semakin besar, siapa tahu dalam beberapa tahun ke depan, Jakarta bisa menjadi salah satu venue yang paling ikonik dalam sejarah Formula E?