Rencana penggabungan antara dua raksasa otomotif Jepang, Nissan dan Honda, akhirnya kandas. Ketidaksepakatan antara kedua perusahaan menyebabkan pembicaraan merger harus dihentikan. Kini, Nissan mulai mencari alternatif lain, dan salah satu kandidat kuatnya adalah perusahaan teknologi asal Taiwan, Foxconn.
Dilansir dari Reuters, CEO Nissan Makoto Uchida dan CEO Honda Toshihiro Mibe mengadakan pertemuan pada Kamis (6/2) untuk mengakhiri pembahasan merger. Berdasarkan informasi dari sumber independen, Nissan membatalkan rencana ini karena Honda hanya ingin menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan, sesuatu yang tidak sejalan dengan visi Nissan.
Pasca batalnya merger, Nissan kini membuka peluang kerja sama dengan mitra baru, khususnya di sektor teknologi dan elektrifikasi. Foxconn pun muncul sebagai kandidat potensial, mengingat kepentingannya dalam ekspansi industri kendaraan listrik.
Tahun lalu, Foxconn sempat menawarkan kerja sama kepada Nissan dalam bidang elektrifikasi. Namun, saat itu Nissan masih memprioritaskan pembicaraan merger dengan Honda. Kini, dengan tidak adanya hambatan tersebut, Nissan dan Foxconn berpotensi melanjutkan kembali diskusi mereka.
Foxconn juga dikabarkan tertarik membeli sebagian saham Renault di Nissan. Renault, yang memiliki 36% saham Nissan, dikabarkan terbuka untuk menjual sebagian kepemilikannya ke Foxconn. Namun, tanpa persetujuan Nissan, langkah ini tidak bisa dilakukan.
Sebagai perusahaan perakit perangkat elektronik terbesar di dunia yang memproduksi iPhone dan iPad, Foxconn terus mencari mitra strategis untuk memperluas bisnisnya. Jika kemitraan dengan Nissan terwujud, ini akan menjadi langkah besar bagi Foxconn dalam menembus industri otomotif elektrifikasi. Sementara itu, bagi Nissan, kerja sama ini bisa mempercepat inovasi dalam kendaraan listrik serta meningkatkan daya saingnya di pasar global.