Pasar motor listrik di Indonesia diperkirakan memiliki potensi yang luar biasa, meskipun penjualan kendaraan berbahan bakar bensin masih mendominasi pasar. Menurut data yang diungkapkan oleh Wakil Menteri Industri Indonesia, Faisol Riza, meskipun kendaraan listrik memiliki prospek cerah, penjualan sepeda motor bensin secara tahunan tetap unggul jauh dibandingkan dengan motor listrik.
“Pasar sepeda motor listrik di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Data menunjukkan bahwa pada 2024 penjualan motor konvensional di Indonesia mencapai 6,3 juta unit,” jelas Faisol Riza dalam acara yang diadakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta. “Namun jumlah sepeda motor listrik yang terdaftar pada tahun yang sama, baru mencapai 77 ribu unit atau sekitar 1,2 persen dari total pasar. Angka ini menjadi peluang sangat besar bagi kendaraan listrik yang terus berkembang,” tambahnya.
Faisol menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mendorong penjualan motor listrik adalah insentif dari pemerintah. Namun, ketidakpastian terkait kelanjutan subsidi untuk motor listrik menyebabkan pasar sedikit tersendat. Sejak program subsidi pembelian motor listrik berakhir pada tahun lalu, stok motor listrik menumpuk di dealer, menunggu kejelasan keputusan lebih lanjut dari pemerintah.
Faktor Ekonomi dan Subsidi yang Belum Pasti
Namun, ada lebih dari satu alasan mengapa konsumen Indonesia masih enggan beralih ke motor listrik. Pengamat otomotif, Yannes Pasaribu, menjelaskan bahwa meningkatnya biaya hidup, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi menyebabkan banyak konsumen menunda pembelian kendaraan baru, terutama yang memiliki harga lebih tinggi seperti motor listrik. “Meningkatnya biaya hidup, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi membuat banyak konsumen memilih untuk menunda pembelian kendaraan baru, apalagi yang harganya lebih tinggi seperti motor listrik. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam penjualan motor listrik,” ungkap Yannes.
Meskipun demikian, pemerintah tetap memberikan perhatian besar terhadap perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan kemungkinan perpanjangan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk setiap pembelian motor listrik di tahun 2025. Subsidi ini dianggap penting untuk mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia, yang sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan memperbaiki kualitas udara.
“Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” kata Airlangga Hartarto kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025). Meskipun ada pertimbangan untuk efisiensi anggaran, Airlangga menegaskan bahwa program subsidi tersebut sudah mendapatkan persetujuan, sehingga keberlanjutannya tidak akan terganggu.
Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun subsidi telah diberikan, penjualan motor listrik masih jauh dari target yang diinginkan. Potongan harga Rp 7 juta yang diberikan pemerintah tidak sepenuhnya berhasil menarik minat konsumen. Penjualan motor listrik yang lebih rendah dari yang diharapkan menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti harga yang relatif lebih tinggi dan kebutuhan akan infrastruktur pengisian daya yang lebih baik, masih menjadi tantangan besar.
Ke depannya, untuk mempercepat adopsi motor listrik, diperlukan kebijakan yang lebih terintegrasi dan edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai keuntungan jangka panjang penggunaan kendaraan listrik. Dengan kebijakan yang mendukung, insentif yang lebih menarik, serta peningkatan infrastruktur pendukung, pasar motor listrik Indonesia berpotensi untuk tumbuh lebih pesat di masa depan.
Namun, untuk saat ini, motor bensin masih menguasai pasar, dan persaingan antara kedua jenis kendaraan ini akan terus berlangsung seiring dengan perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang lebih mendukung kendaraan ramah lingkungan.