Ketegangan politik di Filipina meningkat tajam. Ribuan warga turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan terhadap keputusan pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte, putri dari mantan pemimpin negara, Rodrigo Duterte.
Sejumlah aktivis, mahasiswa, dan pendukung keputusan parlemen menggelar aksi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, Rabu (5/2/2025).
Mereka merayakan langkah yang diambil oleh Majelis Rendah Kongres Filipina, yang telah menyetujui pengajuan pemakzulan terhadap pejabat tinggi tersebut.
Setelah mendapatkan persetujuan di tingkat Majelis Rendah, rancangan undang-undang pemakzulan kini akan dikirimkan ke majelis tinggi, di mana sebanyak 23 senator akan bertindak sebagai panel juri.
Jika proses ini berlanjut dan menghasilkan keputusan final, Sara Duterte bisa diberhentikan dari jabatannya serta dilarang menduduki posisi publik seumur hidup, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Sara Duterte kini menjadi pejabat tinggi kedua di Filipina yang menghadapi ancaman pemberhentian dari jabatannya, meskipun alasan yang melatarbelakangi pemakzulan ini masih belum sepenuhnya jelas.
Ia secara tegas membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya dan menilai bahwa proses pemakzulan ini bermuatan kepentingan politik semata.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal DPR Filipina, Reginald Velasco, dalam sidang pleno majelis rendah menyampaikan bahwa sebanyak 215 dari total 306 anggota parlemen memberikan persetujuan atas pengaduan yang meminta pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte.
Mengutip laporan BBC, Sara Duterte, yang dikenal dengan gaya politiknya yang tegas, dituduh telah menyalahgunakan dana publik yang mencapai angka jutaan dolar serta mengeluarkan ancaman terhadap Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr. Kendati demikian, Duterte dengan keras menolak semua tuduhan dan menyatakan dirinya sebagai korban persaingan politik yang penuh dendam.