Presiden transisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, melaksanakan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), pada hari Minggu di Riyadh. Lawatan ini menandai perjalanan luar negeri pertamanya sejak ia diangkat sebagai pemimpin pasca tumbangnya rezim Bashar al-Assad.
Menurut laporan dari Saudi Press Agency (SPA), al-Sharaa diterima oleh Wakil Gubernur Wilayah Riyadh, Pangeran Mohammed bin Abdulrahman bin Abdulaziz, segera setelah kedatangannya di Bandara Internasional Raja Khalid. Dalam pertemuan tersebut, al-Sharaa didampingi oleh Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, guna membahas berbagai aspek kerja sama bilateral.
Usai pertemuan, al-Sharaa menyampaikan bahwa interaksinya dengan Pangeran MBS mencerminkan komitmen Arab Saudi dalam membantu Suriah membangun kembali masa depannya.
“Pertemuan ini menunjukkan bahwa Arab Saudi memiliki keinginan yang tulus untuk mendukung Suriah dalam membangun masa depannya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa diskusi yang dilakukan meliputi berbagai sektor strategis, seperti energi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan.
Osama bin Javaid dari Al Jazeera melaporkan bahwa Riyadh menjadi destinasi pertama perjalanan al-Sharaa di luar negeri sebagai upaya menegaskan posisi Suriah baru di mata Arab Saudi. Sebagai pemimpin oposisi yang berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024, al-Sharaa kini berupaya memperoleh legitimasi di tingkat regional maupun internasional serta mendorong pencabutan sanksi ekonomi Barat terhadap negaranya.
Namun, latar belakang al-Sharaa yang pernah memiliki keterkaitan dengan al-Qaeda memunculkan sejumlah kekhawatiran dari beberapa pihak. Walau demikian, pemerintahan baru Suriah berusaha menekankan pendekatan yang lebih inklusif dengan mengedepankan integrasi kawasan serta perlindungan bagi kelompok minoritas.
Dalam pertemuan sebelumnya di Damaskus, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan bahwa pihaknya tengah berupaya berdialog dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat demi mendukung pencabutan sanksi ekonomi terhadap Suriah. Berdasarkan laporan Osama bin Javaid, kunjungan al-Sharaa ke Riyadh bertujuan untuk mengingatkan Arab Saudi akan komitmen tersebut sekaligus menggalang bantuan yang diperlukan bagi rekonstruksi infrastruktur dan pemerintahan Suriah.
Selain sebagai diplomasi, perjalanan ini juga menjadi simbol pergeseran besar dalam dinamika geopolitik, menandai peralihan Suriah dari pengaruh Iran dan Rusia ke arah hubungan baru dengan negara-negara Arab lainnya. Dalam wawancara dengan Al Arabiya TV bulan lalu, al-Sharaa menegaskan bahwa Arab Saudi berpotensi memainkan peran kunci dalam pembangunan Suriah serta membuka peluang investasi bagi negara-negara tetangga.
Perjalanan ini berlangsung setelah al-Shaibani lebih dahulu mengunjungi Riyadh pada bulan lalu. Sementara itu, di sisi lain kawasan, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, melakukan kunjungan ke Damaskus pada Kamis lalu, menjadikannya pemimpin Arab pertama yang menyambangi Suriah sejak jatuhnya Bashar al-Assad.