Industri otomotif di Indonesia semakin ramai dengan kehadiran berbagai merek asal China yang berlomba-lomba menghadirkan mobil listrik. Namun, Jetour justru mengambil jalur berbeda dengan tetap mempertahankan mesin bensin berteknologi turbo untuk pasar Indonesia.
Saat ini, Jetour telah meluncurkan dua model unggulannya, yaitu Jetour Dashing dan Jetour X70 Plus. Kedua SUV tersebut mengusung mesin berbahan bakar bensin yang dilengkapi turbo untuk memberikan performa optimal bagi penggunanya.
“Untuk saat ini, existing model kita kan ICE (internal combustion engine/mobil bermesin pembakaran dalam) ya, mungkin brand-brand lain fokus di EV (mobil listrik), dan kita juga walaupun yang jual sekarang masih ICE, tapi kita juga punya manifestasi buat elektrifikasi, kita kemarin display future model kita X50E. Tapi untuk saat ini memang pembedanya adalah kita fokus di travel plus segmen, di mana kita mendevelop mobil bukan hanya untuk keperluan commuting, tapi juga banyak skenario-skenario perjalanan yang memang kita define untuk konsumen kita,” kata Marketing Director PT Jetour Motor Indonesia, Moch Ranggy Radiansyah, saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/2/2025).
Jetour memiliki alasan kuat mengapa mereka masih mengandalkan kendaraan dengan mesin konvensional dibandingkan beralih sepenuhnya ke mobil listrik. Salah satu faktor utama adalah fleksibilitas kendaraan berbahan bakar bensin yang tidak memerlukan infrastruktur pengisian daya khusus, membuatnya lebih praktis digunakan dalam berbagai kondisi.
“Kalau bisa dibilang kan ICE sekarang kalau untuk kebutuhan perjalanan yang cukup jauh, konsumen cukup diuntungkan dengan akses dari bahan bakar, terus juga power dari mesin bensin. Karena kita lihat juga mesin bensin masih banyak keunggulannya, terutama untuk kebutuhan off-road dan rural, jadi memang secara roadmap kita fokus di ICE dan PHEV nantinya, tapi kita juga punya manifestasi strategi di elektrifikasi,” ucap Ranggy.
Strategi bisnis Jetour juga berfokus pada segmen SUV, menjadikannya sebagai salah satu merek SUV asal China dengan pencapaian penjualan 1 juta unit tercepat dalam waktu kurang dari lima tahun. Prestasi ini membuktikan bahwa Jetour memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen yang menginginkan kendaraan tangguh dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan perjalanan.
“Itu juga jadi salah satu daya saing kita untuk konsumen, fokus di SUV brand, kita juga punya champion model, dan roadmap yang sangat clear, sangat solid, kita punya family travel series yang sudah kita launching, dan future modelnya yang off-road travel series, jadi memang kita fokus di perjalanan atau journey untuk konsumen, dan berbagai macam skenarionya, urban, rural, off-road, kita develop produk sesuai dengan masing-masing skenario,” jelas Ranggy.
Dengan strategi yang jelas dan diferensiasi produk yang kuat, Jetour tetap percaya diri dalam mempertahankan eksistensinya di pasar Indonesia. Sambil terus mengeksplorasi kemungkinan elektrifikasi di masa depan, untuk saat ini Jetour tetap mengandalkan kendaraan berbasis bensin yang dinilai masih relevan dan memberikan banyak keunggulan bagi konsumennya.